Galaksi terjauh hampir setua alam semesta
Ilmuwan temukan galaksi terjauh, hampir setua alam semesta
Ahli astronomi dari Caltech baru saja menemukan galaksi terjauh di
alam semesta. Yang mencengangkan, galaksi bernama EGS8p7 itu lahir hampir
bersamaan dengan alam semesta.
Diberi titel galaksi terjauh, EGS8p7 terletak sekitar 13,2 miliar
tahun cahaya dari Bumi. Galaksi ini juga terlihat bersinar cerah meskipun
letaknya sangat jauh. Menurut ilmuwan Caltech, hal itu akibat dari banyaknya bintang
super panas di sana.
"Galaksi EGS8p7 yang sedang kami
amati sangat cerah, itu mungkin disebabkan oleh populasi bintang super
panas," kata Adi Zitrin, ilmuwan NASA, Daily Mail (08/09).
Ilmuwan juga menambahkan bila umur galaksi EGS8p7 tidak beda jauh
dari umur alam semesta, 'hanya' 600.000 juta tahun. Galaksi EGS8p7 berumur 13,2
miliar tahun, sementara alam semesta 13,8 miliar tahun.
Penemuan galaksi EGS8p7 sekaligus membuka pintu gerbang untuk
mengungkap misteri bagaimana sebuah galaksi terbentuk saat alam semesta masih
sangat muda.
"Saat ini kami tengah memperhitungkan kemungkinan terbaik
untuk menemukan lokasi tepat galaksi ini, mengamati benda-benda yang
dikeluarkannya, dan banyak hal lain yang bisa membantu mengungkap evolusi dari
alam semesta," lanjut Zitrin.
Planet yang didiami badai terdahsyat
Lebih besar dari Jupiter, planet ini didiami badai terdahsyat
Ilmuwan mencatat badai terkuat yang pernah menerjang Bumi adalah
badai siklon Olivia di tahun 2006. Badai ini mempunyai kecepatan angin 408
kilometer per jam. Nah, baru-baru ini ilmuwan melakukan cuaca di exoplanet,
atau planet di luar tata surya kita, dan menemukan sebuah badai berkekuatan 20
kali lipat badai Olivia!
Planet dengan badai super dahsyat itu adalah HD 189733b. Planet
ini terletak di gugusan bintang Vulpecula, sekitar 600 triliun kilometer dari
Bumi atau 63 tahun cahaya. Berdasarkan penelitian Universitas Warwick, badai di
planet HD 189733b memiliki kecepatan 8.690 kilometer per jam atau 2 kilometer
per detiknya!
Penelitian badai di HD 189733b diklaim ilmuwan sebagai pemetaan
cuaca pertama yang dilakukan manusia di exoplanet, Daily Mail (14/11). Pemetaan
ini menggunakan teleskop Harps (High Accuracy Radial velocity Planet Searcher)
yang ada di Chile.
Menariknya, planet HD 189733b adalah planet gas yang ukurannya 10
persen lebih besar dari Jupiter. Posisi HD 189733b sendiri 180 kali lebih dekat
dengan bintangnya dibanding Jupiter-matahari. Imbasnya, suhu puncak HD 189733b
nyaris bisa melelehkan berlian, sekitar 3000 derajat Celcius. Suhu rata-ratanya
lebih dari cukup untuk meleburkan besi, yakni 1800 derajat Celcius.
Planet: 3X lebih jauh dari Pluto
'Planet' terjauh di tata surya ditemukan, 3X lebih jauh dari Pluto
Menggunakan teleskop Subaru buatan Jepang yang ada di Hawaii,
ilmuwan baru-baru ini menemukan sebuah benda langit terjauh di tata surya kita.
Penemuan itu diungkap Selasa lalu (10/11) di pertemuan American Astronomical
Society.
Benda langit itu berhasil diidentifikasi sebagai sebuah planet
dengan kode V774104. Diameter planet tersebut diperkirakan sekitar 500-1000
kilometer, sehingga dikategorikan sebagai planet kerdil. Pluto sendiri juga
termasuk planet kerdil dengan diameter 2.372 kilometer.
V774104 terletak sangat jauh dari pusat tata surya kita atau
matahari. Jarak V774104 dengan matahari diprediksi 15,4 miliar kilometer.
Perbandingannya, jarak planet V774104 ke matahari sama dengan 103 kali jarak
Bumi-matahari. Jarak itu juga tiga kali lebih jauh dari Pluto.
Scott Sheppard, pakar astronomi dari Carnegie Institution for Science,
Washington, mengatakan bila planet V774104 masih tergolong benda langit
misterius bagi ilmuwan sekalipun. Alasannya, lintasan atau orbit planet kerdil
ini belum diketahui. Maklum, Sheppard mengaku planet ini baru ditemukan
beberapa minggu lalu.
"Kami belum bisa mengklasifikasikan objek ini karena kami
belum tahu orbitnya. Ada kemungkinan bila benda langit itu adalah bagian dari
sistem tata surya lain yang mempunyai orbit ekstrim. Orbitnya bisa jadi
dipengaruhi oleh planet atau bintang lain," tulis laporan penelitian di
jurnal Science, Daily Mail (12/11).
Sebelum V774104 terpantau, planet kerdil bernama Eris adalah benda
langit terjauh dari matahari. Jaraknya dari matahari sekitar 97 kali jarak
Bumi-matahari. Ilmuwan percaya bila penemuan planet kerdil V774104 adalah bukti
bila tata surya kita jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya.
NASA Temukan Alasan Mars disebut Planet Mati
NASA temukan alasan mengapa Mars jadi planet 'mati'
Berbeda dengan Bumi, planet Mars terlihat tidak memiliki kehidupan
di dalamnya. Lewat penelitian pesawat luar angkasa Maven milik NASA, akhirnya
ilmuwan menemukan penyebab mengeringnya Mars.
Menurut NASA, planet Mars sejatinya mempunyai atmosfer dan lautan
seperti halnya Bumi sekitar 4,2 miliar tahun lalu. Namun, akibat sesuatu yang
tidak diketahui, planet tersebut kehilangan lapisan medan magnetnya.
Perlu diketahui, medan magnet planet seperti milik Bumi dibutuhkan
untuk melindungi atmosfer dan permukaan planet dari badai matahari yang
merusak. Apabila medan magnet itu lenyap, badai matahari dengan mudah
mengeringkan Mars dan mengikis atmosfernya. Alhasil, kini Mars menjadi planet
mati tanpa kehidupan.
Ilustrasi medan magnet Mars dan Bumi dihantam
badai matahari
Saat ini lapisan atmosfer Mars diperkirakan 100 kali lebih tipis
dari pada atmosfer Bumi. Lapisan atmosfer itu juga lebih banyak terdiri dari
gas karbondioksida.
"Mars kelihatannya dulu mempunyai atmosfer tebal untuk
menjaga pasokan air yang menjadi kunci utama dan media kehidupan," ungkap
John Grunsfeld, astronot NASA, Daily Mail (07/11).
Berdasarkan data Maven, badai matahari mengikis atmosfer Mars
dengan intensitas 100 gram per detiknya. Sehingga, Dave Brain selaku ilmuwan
pengelola Maven mengatakan bila planet tetangga Bumi itu bisa kehilangan
atmosfernya beberapa miliar tahun lagi.
Pesawat luar angkasa Maven sendiri diluncurkan oleh NASA tahun
2013 lalu dan mulai beroperasi bulan September 2014. Maven bertugas
menganalisis atmosfer planet Mars menggunakan 8 sensor canggih yang diharapkan
bisa memberikan data untuk membantu manusia meluncurkan misi-misi ke Mars,
termasuk kolonisasi Mars.
Daratan mars ternyata lebih berbahaya
Daratan Mars jauh lebih berbahaya dari gambaran film
'The Martian'
Film 'The Martian' yang dibintangi oleh Matt Damon kini sedang
merajai box office setelah ikut terkatrol kabar penemuan di Mars. Terlepas dari
hal itu, sosok planet Mars yang digambarkan oleh film 'The Martian' ternyata
jauh dari aslinya.
Di film yang berseting waktu 2030 itu, astronot mendarat dan
terhempas badai di kawasan Acidalia Planitia, yang terletak di bagian selatan
planet Mars. Nah, gambaran daerah pendaratan 'Ares 3' yang ada di dalam The
Martian dianggap terlalu datar dan minim perbukitan.
Padahal, dari foto-foto yang dirilis NASA, kawasan Ares 3 di Acidalia
Planitia mempunyai daratan yang berlereng tinggi, hingga beberapa meter,
sehingga sangat berbahaya untuk dilewati dengan berjalan kaki atau dengan
kendaraan penjelajah.
Bahkan, di beberapa bagian, terdapat retakan tanah dalam yang
sebagian sudah berubah menjadi jurang. Kawasan itu juga dipenuhi oleh beberapa
cekungan kawah yang lebarnya sama dengan kendaraan yang dipakai oleh karakter
utama Mark Watney yang diperankan Matt Damon.
Lebih lanjut, dalam The Martian, sosok Mark Watney harus melakukan
perjalanan sekitar 3.200 kilometer untuk sampai di kawah Schiaparelli di
kawasan Arabia Terra saat misi penjelajahan Mars berikutnya, Ares 4, sampai 4
tahun kemudian.
Nah, The Martian lagi-lagi salah menggambarkan kawasan Arabia
Terra, di mana dalam film terlihat berbatu dan berlereng. Padahal, aslinya
kawasan Arabia Terra cukup datar dan mayoritas tertutup debu. Tetapi, tetap
saja permukaannya sulit dilalui oleh kendaraan sekalipun.
Namun, pihak NASA mengungkapkan bila secara keseluruhan, gambaran
daratan planet Mars yang dimunculkan dalam fil The Martian cukup mirip dengan
aslinya, Daily Mail (06/10). Seperti gambar di bawah ini.
5 Fakta Penemuan Air di Mars
5 Fakta penemuan air di Mars yang gemparkan dunia
NASA
telah mengumumkan bukti terbaru dari keberadaan air di Mars kemarin (29/09).
Secara tidak langsung, hal itu meningkatkan kepercayaan ilmuwan di seluruh
dunia bila peluang untuk menemukan 'alien' hingga peluang membuat koloni
manusia di Planet Merah itu.
Namun,
sebelum membahas kemungkinan-kemungkinan di masa depan, sebaiknya kita perlu
mengetahui dulu beberapa fakta penting tentang penemuan tanda air di Mars
tersebut agar tidak salah prediksi.
1.Air di
Mars asin dan hanya muncul di musim panas
Setelah dibuat
penasaran selama bertahun-tahun, NASA akhirnya bisa memastikan bila garis-garis
hitam yang sering muncul di saat musim panas di Mars adalah bekas aliran air.
Ya,
aliran air di Mars ternyata bila tidak tersinari matahari akan berbentuk
seperti es. Baru saat matahari menyinarinya, es itu akan mencair dan bisa
membentuk aliran.
Selain
itu, air tersebut kemungkinan besar tidak bisa langsung dikonsumsi karena
terbentuk dari mineral-mineral yang terhidrasi dan akrab disebut pechlorate.
Cairan yang diketahui mempunyai rasa asin.
2. Aliran air di Mars pertama ditemukan
pemuda berumur 21 tahun
Tidak banyak yang tahu bila aliran air di Mars sudah
terlihat sejak tahun 2011 lalu. Dan orang pertama yang melihatnya adalah
Lujendra Ojha, ilmuwan muda berusia 21 tahun (saat itu) asal Georgia Institute
of Technology.
Sama
seperti yang disampaikan oleh NASA, garis-garis gelap yang ditemukan oleh Ojha
hanya akan terlihat saat musim panas dan menghilang saat suhu Mars menurun atau
semakin dingin. Bahkan, kemunculan aliran air di Mars itu dikatakan mengikuti
ke mana arah sinar matahari yang jatuh di Mars.
Awalnya
Ojha tidak yakin bila apa yang dilihatnya adalah bukti keberadaan air di Mars,
hingga saat NASA mengungkap kebenarannya.
3.Asal usul
air di Mars masih misterius
Dari pengamatan NASA,
aliran air di Mars terlihat di empat lokasi, yakni kawah Palikir, kawah
Horowitz, kawah Hal, dan lembah Coprates. Sayangnya, NASA belum mengetahui dari
mana air itu muncul.
Teori
sementara NASA, air itu berasal dari lapisan es di permukaan Mars, kondensasi
air dari atmosfer, dan perubahan cuaca. Bisa juga yang terjadi adalah gabungan
dari hal-hal di atas. Akan tetapi, satu hal yang pasti adalah air di Mars hanya
muncul sebentar di Mars.
4. NASA tak bisa segera teliti air di Mars
Nantinya, meski air ditemukan, kendaraan penelitian NASA di
Mars 'Curiosity' kemungkinan besar tidak akan mampu mengeksplorasi dan
melakukan penelitian air itu secara langsung.
Hal
ini karena Curiosity sudah tidak memiliki stok bor yang steril untuk
penelitian. Ketiga bor seharusnya dalam kotak steril yang akan dibuka oleh
rover setelah mendarat di Mars. Tapi kotak itu sudah dibuka sebelum peluncuran
dan bor tambahan melekat pada rover.
Selain
tidak tersedianya bor, kawasan tempat ditemukannya air juga disebut hampir
mustahil dikunjungi oleh Curiosity akibat medan yang berat. Oleh karena itu,
NASA kemungkinan besar bakal meluncurkan alat penelitian berbeda untuk mencari
air di Mars.
5. Air di
Mars adalah tanda adanya kehidupan
Walaupun yang ada
hanyalah air asin, keberadaan air di Mars meningkatkan secara drastis peluang
ditemukannya alien di Planet Merah. NASA pun juga mengatakan bila air
memberikan peluang bagi alien Mars untuk tetap hidup.
Akan
tetapi, jangan buru-buru membayangkan Mars dihuni alien berbentuk manusia
seperti yang ada di film-film. Alien yang dimaksud ilmuwan adalah organisme
sederhana yang bisa bertahan di kondisi air asin, seperti mikroba.
Contoh alien di Mars mungkin bakal mirip dengan mikroba yang
ada di Antartika. Misalnya, di danau-danau dalam Antartika yang tidak pernah
membeku karena begitu asin masih terdapat mikroba seperti haloarchaea yang
bisa berkembang biak.
Terlepas
dari hal itu, air adalah sumber daya yang besar untuk masa depan misi Mars dan
kolonisasi manusia di Mars kata NASA.